Minggu, 17 April 2011

TEKNOLOGI ATM BERSAMA

ATM Bersama adalah salah satu dari banyak jaringan antar bank di Indonesia, menghubungkan jaringan ATM dua puluh satu bank di Indonesia. Ini didirikan tahun 1993 dan didasarkan pada model yang diadopsi oleh Megalink, sebuah jaringan antar bank di Filipina.

Saat ini, ATM Bersama memiliki lebih dari 70 anggota dengan lebih dari 17.000 ATM seluruh provinsi di Indonesia dan banyak kota-kota di Indonesia. Jaringan dimiliki oleh PT Artajasa Pembayaran Elektronis.

ATM Bersama menyediakan berbagai fasilitas antar bank, termasuk saldo, penarikan tunai dan real time-online transfer ke account lain anggota jaringan bersama. Pada tahun 2004 Artajasa melakukan lintas-perbatasan ATM Bersama dengan mitra penyedia MEPS, Malaysia untuk melayani tenaga kerja Indonesia, mahasiswa yang tinggal di sana dan juga wisatawan. Singapura dan Thailand telah terhubung ke jaringan ATM Bersama dengan ITMX NETS dan masing-masing.
Teknologi Atm bersama ini sudah ada sejak tahun 1989 namun teknologinya masih sederhana dan baru mulai berkembang pada tahun 1997, Asal mula mula Atm bersama terbentuk karena harga mesin atm yang sangat melonjak tinggi sampai us$ 15.000 per mesin Atm, Awalnya Pengelola Bank merasa telah sanggup untuk menyediakan mesin atm disetiap propinsi dan daerah pada waktu krisis ekonomi dolar melonjak dan merasa berat untuk membeli mesin atm sehingga banyak orang berfikir untuk memanfaatkan atm bersama ini .

Teknologi atm bersama ini harus benar – benar aman saat melakukan transaksi dan oleh sebab itu peran teknologi informasi (IT ) sangat berperan sekali dalam hal ini dan ini sangat rumit sekali karena ada 54 bank untuk bisa berinterkasi antara bank yang satu dengan yang lainya,
Dan salah satu aktivitas yang harus dilakukan Atm ini adalah proses kliring, proses kliring yaitu melakukan penarikan dana dari suatu bank yang melakukan transaksi dari bank lain, dan komunikasi Atm bersama ini harus bisa melayani selama 24 jam dengan keamanan yang terjamin.

Peranan It sangat penting menurut para pakar dalam perbankan dan perekonomian diindonesia. Yang menjadi permasalahan didalam negar a kita biaya yang digunakan masih mahal harganya, Tidak seperti negara yang maju, bahkan nilai yang dikeluarkan sangat minimal sekali, Menurut Prof Riyanarto berharap dengen tekologi informasi pertukaran informasi barang dan jasa diharapkan bisa lebih murah.
Teknologi sekarang yang sedang dikembangkan untuk membantu pemrosesan transaksi kartu dengan frekuensi radio yaitu dipergunakan untuk pembayaran jalan tol jadi pengendara tidak perlu mengantri saat membayar tol, Dengan pembayaran seperti ini bank pengguna bisa langsug didebet pada rekeningnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar